Saturday, January 3, 2015

10 Hal yang diperhatikan untuk Kesempurnaan Shalat


Bagi umat Islam ibadah yang wajib dikerjakan adalah shalat lima waktu, yakni subuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya’. Shalat merupakan ibadah yang pertama kali dihitung kadar amalnya pada saat hari penghitungan. Beberapa hal perlu diperhatikan agar ibadah yang dikerjakan sempurna, diantaranya adalah sebagai berikut:

   1.    Mempelajari Ilmu
Rasulullah Saw bersabda:
“Amal sedikit dengan ilmu adalah lebih baik daripada amal banyak dalam kebodohan”
Ibadah shalat yang dikerjakan terkait dengan ilmu bisa disimpulkan dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut:
a.    Waspada terhadap tipu daya setan
b.    Mengetahui yang wajib dan sunnah dalam wudhu
c.    Mengetahui yang wajib dan sunnah dalam shalat

   2.    Wudhu yang sempurna
Bersuci tidak hanya dilakukan agar suci dari hadas besar maupun kecil, tetapi bersuci dilakukan terkait beberapa hal sebagai  berikut:
a.    Mensucikan hati dan jiwa, seperti takabur, iri, marah dan dengki
b.    Membersihkan diri dari dosa
c.    Melakukan gerakan wudhu dengan sempurna dan tidak pemborosan dengan penggunaan air

   3.    Memakai pakaian terbaik
Pakaian terbaik bukan dalam arti pakaian yang mahal, akan tetapi pakaian yang memenuhi syarat ketika digunakan untuk shalat, meliputi:
a.    Mampu menutup aurat
b.    Tidak bermegah-megahhan
c.    Suci dari najis
d.    Didapatkan dari harta yang halal
e.    Tidak mengundang perhatian orang lain

   4.    Waktu shalat
Agar shalat menjadi sempurna, harus dikerjakan pada waktu yang telah ditetapkan. Walaupun ada keringanan mengganti waktu shalat ketika ada suatu perjalanan, tapi lebih utama apabila shalat dikerjakan pada waktunya.
Allah Swt berfirman:
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisaa’: 103). 

   5.    Menghadap kiblat
Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang Indonesia adalah menganggap kiblat sebagai arah shalat yang menghadap ke barat. Ketika berpindah tempat dan hendak mengerjakan shalat maka yang dicari adalah arah barat. Padahal kiblat adalah menghadapkan diri ke arah masjidil haram.
Allah Swt berfirman:
“Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah wajahmu ke Masjidil Haram; sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah: 150).

 Meski menghadapkan wajah ke arah kiblat, tetapi hatinya menghadap kepada Allah Swt. Begitu juga ketika menaiki kendaraan, dalam hati ibadah yang dikerjakan adalah menghadap Allah Swt. 

   6.    Niat
Ibadah yang dilakukan amat tergantung dari niat awal, karena niat merupakan tujuan dan diskripsi terhadap ibadah yang dilakukan. Ibadah yang dilakukan harus karena niat untuk Allah semata, bukan karena tujuan lain, seperti mencari duniawi.
Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang diniatkan. Siapa yang hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang diniatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

   7.    Takbir
Gerakan awal menjadi tanda dimulainya shalat adalah takbir. Gerakan takbir dilakukan dengan mengucapkan “Allahu’akbar”.

   8.    Berdiri dalam shalat
Dalam keadaan sehat atau tanpa halangan, shalat yang dilakukan harus dalam keadaan berdiri. Shalat yang dilakukan dengan duduk, berbaring maupun posisi lainnya, adalah pengecualian bagi yang sakit maupun memiliki halangan tertentu.
Allah Swt berfirman:
“Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (QS. Al Baqarah: 138).
* Shalat wusthaa’ ialah shalat yang dikerjakan di tengah-tengah dan yang paling utama. Dan ada yang berpendapat, bahwa shalat yang dimaksud adalah shalat ashar. Ahli hadist dalam ayat ini menekankan bahwa semua shalat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

   9.    Membaca Surat Al Fatihah
     Salah satu syarat sahnya shalat adalah membaca surat Al Fatihah. Ketika membaca surat Al Fatihah hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a.    Tartil atau membaca dengan benar panjang pendeknya maupun tajwidnya
b.    Membaca dan memahami makna
c.    Mengamalkan yang telah dibaca

   10.  Gerakan Shalat
Beberapa gerakan shalat yang menyertai ibadah shalat yang didirikan adalah ruku’, sujud dan duduk. Pada gerakan ini juga memiliki bacaan yang dibaca sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Shalat seseorang tidak sah sehingga menegakkan punggungnya dalam ruku ‘ dan sujud.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, lafazh hadist ini adalah lafazh at Tirmidzi, an-Nasab, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban. At Tirmidzi berkata “Hadist hasan sahih.”)


Categories: ,

0 comments:

Post a Comment